Anisa fadillah

Kelas 9i 2017
       
         Buab buah sukses tak mungkin                             tumbuh di lahan gersang

Suatu hari seorang teman datang ke rumah Nasrudin. Teman tersebut bingung dan penasaran, dari semenjak ia datang,Nasrudin sibuk mencari sesuatu di halaman rumahnya. Sudah lama tapi belum ketemu. Akhirnya  sang teman bertanya; ‘ Nasrudin, kamu sedang mencari apa ? oh saya sedang mencari jarum. Jarum saya terjatuh. Temannya bertanya lagi ‘Nas, jarumnya  jatuh di mana ? Oh, tadi jatuh di dalam rumah. Tetapi karena di dalam gelap, saya mencari di luar saja, di sini lebih terang.
Seringkali manusia mau sukses, tapi mau mudahnya saja.Cenderung menghindari kesulitan, ingin jalan pintas, tapi justru tersesat.
Seorang siswa
 /mahasiswa  ingin nilai bagus agar disayang orang tua , guru, dan   dipuji oleh teman-temannya melakukan hal kurang terpuji saat ujian, memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mendapatkani kunci jawaban dengan cara mudah, cepat dan tepat. Nilainya memang  bagus, tetapi pengetahuannya kosong. Seorang pekerja ingin naik jabatan dengan cara ABS pada bosnya, akhirnya naik jabatan tapi akhirnya stress karena tidak menguasai alur pekerjaannya.
Seorang trainer ingin dikenal, menjiplak bahan training orang lain mentah-mentah dan akhirnya kesulitan saat pelatihan, kehilangan esensi materi dan pada akhirnya ditinggalkan. Begitu banyak contoh nyata
 di kehidupan ini. Manusia cenderung tak berani menghadapi kesulitan,hambatan dan tantangan hidup. Berusaha  lari dari kenyataan hidup, takberani menatap masa depan, tak berani menjadi dirinya sendiri. Ini disebabkan kemalasan, ‘kebodohan’ dan terbuai oleh sukses instan. Punya cita-cita selangit, tetapi tindakan serendah bumi ( tanah ).
Ilmu hidup sukses sering kali begitu dekat dengan diri kita, bahkan hampir setiap hari kita jumpai, tetapi sering kali kita abaikan, kita sepelekan, kita hempaskan begitu saja. ‘Rumput tetangga lebih hijau’, sebuah ungkapan yang senantiasa menjadi kenyataan. Seringkali  guru-guru kesuksesan berada begitu dekat dengan kita, tetapi sering pula kita abaikan. Bisa saja banyak inspirasi kesuksesan hidup berasal dari teman, atasan, kekasih, orang tua bahkan bawahan kita abaikan begitu saja. Kita bisa belajar kerendahan hati dari seorang office boy atau seorang tukang sampah, kita bisa belajar tentang bagaimana ‘menyuburkan lahan hidup’ dari seorang petani, dan sebagainya. Tetapi karena itu menurut kita pekerjaan seperti itu biasa-biasa saja dan merupakan rutinitas, kita gagal mendapatkan pembelajarn kesuksesan yang luar biasa.
Manusia cenderung   mencari guru-guru kesuksesan’. Dari satu guru ke guru yang lain. Mencari guru yang bisa  menghadirkan kesuksesan dalam tempo sesingkat-singkatnya, yang dapat membangun menara dalam satu malam Saya pribadi seringkali bertemu dengan orang-orang yang banyak sekali belajar, tetapi bingung bagaimana menerapkan ilmu yang didapatkannya. Mereka mengeluhkan kenapa kesuksesan tak bersahabat dengan mereka ? Pintu kesuksesan seakan tertutup bagi mereka. Jawaban sederhana saya adalah karena mereka cenderung mencari di luar, tapi mengabaikan faktor dalam dirinya.
Setiap orang hidup membawa talenta-talenta yang berbeda. Setiap orang mulai dari titik awal  yang berbeda. Tentu saja waktu sukses pun berbeda. Sebagian orang senantiasamencari  sukses dari faktor eksternal, tetapi melupakan hakekat sukses yang sebenarnya ada di dalam dirinya. Tanpa memperbaiki faktor dalam diri, tanpa memperbaiki ‘lahan kehidupan’,tanpa menyuburkan ‘lahan kehidupan’ mustahil buah-buah kehidupan/kesuksesan  bisa tumbuh dengan subur. Mulailah berbenah diri, lihat lebih jauh ke dalam, temukan segala kekurangan, perbaiki, pasti sukses akan hadir bersama anda.

Komentar